Tamak vs kuatir... ?

Ketamakan membuat manusia tidak pernah merasa cukup
hidup diukur dengan materi
maka ketamakan selalu identik dengan materialisme,
dan banyak orang menempatkan ketamakan dalam area berdosa.
Seorang yang tamak tidak pernah merasa cukup
sekali pun lumbung padi telah melimpah ruah..
ia merombak lumbungnya lebih besar lagi
untuk mengumpulkan lebih banyak harta
seolah ia akan hidup selamanya untuk menikmatinya
Hatinya melekat kepada harta
sehingga ia lupa bahwa sewaktu-waktu Tuhan bisa mengambil nyawanya..
lalu untuk siapakah hartanya nanti
apakah susah payahnya selama ini hanya untuk menjadi rebutan anak cucu...?


Disisi lain ada manusia yang hidup dalam kekuatiran
ia menguatirkan apakah besok masih bisa makan ?
apakah besok masih ada pakaian untuk membungkus tubuh ?
Kekuatiran pun mengukur hidup dengan materi
dan menjebak manusia dalam materialisme..
serta mampu membawa kita kedalam dosa pula...
oleh sebab yang sama yaitu tidak melekatkan hati kepada Tuhan
yang maha mencukupi..
Bila burung di udara yang tidak membangun lumbung
namun tidak pernah mati kelaparan..
dan bunga bakung yang tidak pernah memintal dan menenun
namun mempunyai corak serta warna yang indah pada helai bunganya...
Apalagi manusia yang diciptakan Tuhan dengan sempurna,
masakan Ia tidak mampu memenuhi manusia
dengan kebutuhan-kebutuhannya..
Kekuatiran membuat kita tidak mempercayai Tuhan
dan mengecilkan kuasa dan kasihNya bagi kita...

Ternyata ketamakan dan kekuatiran tidak berlawanan.
Ketamakan dan kekuatiran berjalan dalam arah yang sama
menggiring manusia kepada materialisme
yang berujung pada vonis yang sama yaitu: berdosa !
Keduanya tidak memberi tempat yang pantas bagi Tuhan dalam hidup
karena di mana hatimu hartamu berada,
di situ juga hatimu berada.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga Bondar

Panorama

Renungan Pada Suatu Akhir Masa